IbM MODEL PENINGKATAN EMPOWERMENT
JUMANIOR DALAM OPTIMALISASI PENGGUNAAN
LASER AROMATHERAPY SEBAGAI REPELLENT NYAMUK AEDES AEGEPTY
Permasalahan
Mitra IbM bermula
dengan Jumlah Insiden
Demam Berdarah paling besar didominasi oleh Usia Sekolah Dasar sebanyak 64 %. Indikator penyebab serangan nyamuk ini
terjadi saat anak-anak sekolah sedang menjalankan jam belajar, dipagi
hari maupun sore hari saat anak sedang belajar di Sekolah. Pemberdayaan siswa menjadi Pemantau Jentik/
Jumantik Junior (JUMANIOR) sangat penting untuk menanamkan Perilaku Hidup
Bersih Sehat (PHBS) pada usia dini sehingga dapat digunakan dasar pemikiran
saat dewasa nanti. JUMANIOR diharapkan sebagai change agent di Sekolah menyebarkan informasi
tentang PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) di Sekolah maupun di Lingkungan rumah
masing-masing.
Pada umumnya masyarakat didaerah kecamatan pare mempunyai lahan yang subur sehingga produk pertanian
dan tanaman TOGA (Tanaman Obat Keluarga) juga melimpah ruah. Menurut hasil
penelitian, tanaman serai dapat
dimanfaatkan untuk membuat repellent (anti nyamuk) yang mudah dan murah. Secara spesifik setelah dilakukan diskusi
/musyawarah dengan mitra, maka permasalahan mitra secara konkret dan menjadi
prioritas yang harus ditangani adalah: 1) Mitra yang belum mempunyai kader
JUMANIOR dan sehingga belum berperan secara optimal 2) Mitra tidak menguasai prinsip dasar
pembuatan repellent alami dengan
pemanfaatan tanaman serai sebagai bahan dasar.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam pengabdian ini adalah sebagai berikut: