Jumat, 27 Mei 2016

Pengabdian Masyarakat Dalam Keperawatan

Pengabdian Masyarakat:

IbM KELOMPOK KADER BUMANTIK DALAM REVITALISASI PERAN DAN OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN JERUK NIPIS SEBAGAI BIOLARVASIDA 


Mitra IbM kelompok kader Bumantik (Ibu Pemantau Jentik) berada di Desa Bendo, Kecamata Pare, Kabupaten Kediri. Pada tahun 2013, angka kejadian DBD di wilayah tersebut mengalami peningkatan sebesar 10%. Permasalahan Mitra IbM bermula dengan adanya kejadian DBD dan peran ibu rumah tangga sebagai kader Bumantik yang kurang optimal di desa Bendo. Menurut hasil penelitian, daun jeruk nipis ini juga dapat dimanfaatkan untuk membuat biolarvasida yang mudah dan murah.  Secara spesifik setelah dilakukan diskusi /musyawarah dengan mitra, maka permasalahan mitra secara konkret dan menjadi prioritas yang harus ditangani adalah: 1) Mitra yang belum melaksanakan tugasnya sebagai kader Bumantik secara optimal 2) Mitra tidak menguasai prinsip dasar pembuatan biolarvasida dengan pemanfaatan daun jeruk nipis sebagai bahan dasar.
Metode pelaksanaan IbM Kelompok Kader Bumantik terdiri dari 4 kegiatan utama untuk memberikan solusi dari 2 masalah tersebut dia atas, yaitu sebagai berikut: 1) Focus Group Discusion tentang peran kader jumatik, 2) Focus Group Discusion tentang  pemanfaatan daun jeruk nipis sebagai larvasida alami, 3) Pelatihan kader Bumantik , dan 4) Pelatihan pengolahan daun jeruk nipis sebagai larvasida alami.
Kegiatan  pengabdian masyarakat diawali proses perijinan kepada Kepala Desa Bendo dan Bakesbangpolinmas Kediri. Kegiatan dilanjutkan dengan kordinasi dengan pihak mitra IbM untuk merencanakan pelaksanaan Focus Group Discusion tentang peran kader jumatik. Sebelum melakukan agenda kegiatan dengan Mitra IbM, Tim IbM melakukan uji coba pembuatan biolarvasida dengan melakukan uji coba pada jentik Aedes Aegepty. Hasil FGD dengan Mitra IbM adalah memiliki permasalahan kurang optimal dalam melaksanakan peran ditandai dengan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) dan penyuluhan ke rumah rumah warga belum bisa rutin dilakukan. Kegiatan selanjutnya adalah pelatihan pembuatan biolarvasida dari bahan daun jeruk. Mitra IbM mengumpulkan bahan bilarvasida dan Mitra dilatih untuk dapat melakukan pembuatan biolarvasida daun jeruk. Tahap ke tiga melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang tata cara pembuatan biolarvasida dengan daun jeruk. Biolarvasida daun jeruk  yang sudah diproduksi diperkenalkan kepada masyarakat dan masyarakat sangat antusias dengan penjelasan dari kader bumantik yang menjadi penyaji dan fasilitator dalam kegiatan tersebut. Tahap akhir dari kegiatan tersebut adalah melakukan desiminasi akhir. Saat kegiatan desiminasi akhir  ini ketua tim IbM melakukan pemaparan hasil selama melakukan kegiatan IBM di wilayah desa Bendo.  Kegiatan desiminasi akhir ini dihadiri oleh Kepala desa Bendo dan kader bumantik. Dalam penyampaian deseminasi akhir ada a hal yang didiskusikan mengenai rencana tindak lanjut yang akan dilakukan oleh kader bumantik setelah kegiatan IbM selesai. Dari hasil kegiatan IbM menunjukkan terdapat peningkatan  terhadap pengetahuan kader bumantik (p = 0,000), motivasi (p = 0,000), dan indikator kinerja (p = 0,001).









 

 Pengabdian Masyarakat

Simulasi CPR (Cardio Pulmonary Resusitation) Management dengan metode Home Learning System Pada Remaja PMR  di SMAN 2 Pare Kediri

Pelaksanaan Pengabdian masyarakat dimulai pada waktu yang sudah ditentukan salah satu kader PMR SMAN 2 PARE sudah mempersetasikan tujuan dan tugasya dengan baik.Sebagian kader PMR SMAN 2 PARE sudah melakukan simulasi demotrasi dengan baik.Selama diskusi berlangsung kader PMR SMAN 2 PARE mampu menjawab pertanyaan dari peserta PMR yang lain.Tujuan dan proses sudah mencapai tujuan,kader PMR SMAN 2 PARE sudah mencapai tujuan dengan baik dan sesuai harapan.

Hasil kegiatan field work pada masyarakat sekolah yaitu tercapainya segala aspek target yang telah direncanakan. Para kader PMR dapat menerima materi CPR manajemen yang telah diberikan oleh pemateri mahasiswa pada sesi pertama. Terlaksananya home learning system dengan memberikan bahan materi pembelajaran kader yang berupa booklet dan video CPR  manajemen. Keberhasilan para kader dalam mempresentasikan materi CPR manajemen serta pengaplikasian simulasi CPR manajemen pada saat sosialisasi ke seluruh peserta simulasi. Jumlah target peserta simulasi yang hadir sebanyak 66% dari jumlah keseluruhan anggota PMR. Para peserta simulasi juga dapat menerima dan menguasai materi CPR manajemen yang telah diberikan oleh para kader, hal ini terlihat pada saat feedback pertanyaan kepada peserta yang mampu mengulangi kembali atau menyampaikan materi yang sudah diberikan.






 Pengabdian Masyarakat

Pelatihan terapi gangguan  kualitas tidur pada lansia berbasis terapi relaksasi otot progresif 

Kegiatan yang dilakukan adalah peningkatan kualitas tidur lansia melalui pelatihan dan penyuluhan tentang tips tidur sehat dan terapi relaksasi otot progresif di posyandu Kenanga, Desa Darungan Kecamatan Pare,Kabupaten Kediri.

Pelaksanaan kegiatan tidak berdiri sendiri dalam satu acara, namun mengikuti dan bergabung dengan kegiatan rutin program posyandu yang terbagi dalam dua sesi yaitu: Sesi Pertama: Pelatihan dan penyuluhan kepada kader posyandu yang hadir di posyandu Kenanga oleh mahasiswa dan pihak institusi pendidikan. Pada sesi pertama semua kegiatan berjalan sesuai dengan rencana yang disusun. Dengan kesediaan kader untuk menindaklanjuti kegiatan penyuluhan tentang tips tidur sehat dan terapi relaksasi otot progresif kepada masyarakat pada kegiatan posyandu lansia pada hari berikutnya dan kegiatan lain yang memungkinkan untuk memberikan penyuluhan. Sesi Kedua: Penyuluhan oleh kader kepada tokoh masyarakat dan masyarakat dengan bimbingan dari mahasiswa dan institusi yang terkait (Stikes Karya Husada Kediri).

 

Pengabdian Masyarakat

Pemberdayaan Kader Dalam Implementasi Senam Ergonomis Pada Lansia Dengan Hipertensi.


Senam ergonomis merupakan senam yang dilakukan dengan gerakan-gerakan sederhana yang sering dilakukan dan ditemui pada kehidupan sehari-hari karena dari gerakan-gerakan ini diadaptasi dari beberapa gerakan pada sholat, sehingga para lansia sudah banyak mengenal dan mampu melakukannya. Walaupun pada sesi pertama senam ergonomis ini banyak lansia yang mengeluh nyeri karena beberapa gerakan, namun dari hasil observasi sebelum dan setelah dilakukan senam Ergonomis ini didapat banyak perbedaan yang dirasakan oleh para lansia yang mengikuti senam, seperti badan terasa lebih segar, pola nafas lebih teratur, dan rasa pegal-pegal pada tubuh berkurang. Sehingga senam ergonomis benar-benar memberikan manfaat yang positif bagi para lansia. Evaluasi proses dapat dilakukan dengan melakukan pengumpulan data awal tentang materi senam ergonomis kemudian mempelajari tujuan materi senam ergonomis dan mempelajari kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Pada tahap pertama pelatihan kader yang datang berjumlah 4orang, saat penyampaian materi 70% kader dapat menerima materi yang di sampaikan dan dapat mempratekan. Pada tahap kedua pelatihan, masyarakat lansia yang datang berjumlah 40orang, saat diberikan pelatihan tentang senam ergonomis 50% masyarakat lansia dapat menirukan senam ergonomis yang dipandu oleh para kader.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar