Pengabdian Masyarakat:
IbM KELOMPOK KADER BUMANTIK DALAM REVITALISASI PERAN DAN OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN JERUK NIPIS SEBAGAI BIOLARVASIDA
Mitra IbM kelompok
kader Bumantik (Ibu Pemantau Jentik) berada di Desa Bendo, Kecamata Pare,
Kabupaten Kediri. Pada tahun 2013, angka kejadian DBD di wilayah tersebut
mengalami peningkatan sebesar 10%. Permasalahan Mitra IbM
bermula dengan adanya kejadian DBD dan peran ibu rumah tangga sebagai kader Bumantik
yang kurang optimal di desa Bendo. Menurut hasil
penelitian, daun jeruk nipis ini juga dapat
dimanfaatkan untuk membuat biolarvasida yang mudah dan murah. Secara spesifik setelah dilakukan
diskusi /musyawarah dengan mitra, maka permasalahan mitra secara konkret dan
menjadi prioritas yang harus ditangani adalah: 1) Mitra yang belum melaksanakan
tugasnya sebagai kader Bumantik secara optimal 2) Mitra tidak menguasai prinsip
dasar pembuatan biolarvasida dengan pemanfaatan daun jeruk nipis sebagai bahan
dasar.
Metode pelaksanaan IbM Kelompok Kader Bumantik
terdiri dari 4 kegiatan utama untuk memberikan solusi dari 2 masalah tersebut
dia atas, yaitu sebagai berikut: 1) Focus
Group Discusion tentang peran kader jumatik, 2) Focus Group Discusion tentang
pemanfaatan daun jeruk nipis sebagai larvasida alami, 3) Pelatihan kader
Bumantik , dan 4) Pelatihan pengolahan daun jeruk nipis sebagai larvasida
alami.
Kegiatan pengabdian masyarakat diawali proses perijinan
kepada Kepala Desa Bendo dan Bakesbangpolinmas Kediri. Kegiatan dilanjutkan
dengan kordinasi dengan pihak mitra IbM untuk merencanakan pelaksanaan Focus
Group Discusion tentang peran
kader jumatik. Sebelum melakukan agenda kegiatan dengan Mitra IbM, Tim IbM
melakukan uji coba pembuatan biolarvasida dengan melakukan uji coba pada jentik
Aedes Aegepty. Hasil FGD dengan Mitra
IbM adalah memiliki
permasalahan kurang optimal dalam melaksanakan peran ditandai
dengan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) dan penyuluhan ke rumah rumah warga
belum bisa rutin dilakukan. Kegiatan selanjutnya adalah pelatihan pembuatan
biolarvasida dari bahan daun jeruk. Mitra IbM mengumpulkan bahan bilarvasida
dan Mitra dilatih untuk dapat melakukan pembuatan biolarvasida daun jeruk. Tahap
ke tiga melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang tata cara pembuatan
biolarvasida dengan daun jeruk. Biolarvasida daun jeruk yang sudah diproduksi diperkenalkan kepada
masyarakat dan masyarakat sangat antusias dengan penjelasan dari kader bumantik
yang menjadi penyaji dan fasilitator dalam kegiatan tersebut. Tahap akhir dari
kegiatan tersebut adalah melakukan desiminasi akhir. Saat kegiatan desiminasi
akhir ini ketua tim IbM melakukan pemaparan hasil selama
melakukan kegiatan IBM di wilayah desa Bendo.
Kegiatan desiminasi akhir ini dihadiri oleh Kepala desa Bendo dan kader
bumantik. Dalam penyampaian deseminasi akhir ada a hal yang didiskusikan
mengenai rencana tindak lanjut yang akan dilakukan oleh kader bumantik setelah
kegiatan IbM selesai. Dari hasil kegiatan IbM menunjukkan terdapat
peningkatan terhadap pengetahuan kader
bumantik (p = 0,000), motivasi (p = 0,000), dan indikator kinerja (p = 0,001).
Pengabdian Masyarakat
Simulasi
CPR (Cardio Pulmonary Resusitation)
Management dengan metode Home Learning
System Pada Remaja PMR di SMAN 2
Pare Kediri
Pelaksanaan Pengabdian masyarakat dimulai pada waktu yang sudah ditentukan salah satu kader PMR SMAN
2 PARE sudah mempersetasikan tujuan dan tugasya dengan baik.Sebagian kader PMR
SMAN 2 PARE sudah melakukan simulasi demotrasi dengan baik.Selama diskusi
berlangsung kader PMR SMAN 2 PARE mampu menjawab pertanyaan dari peserta PMR
yang lain.Tujuan dan proses sudah mencapai tujuan,kader PMR SMAN 2 PARE sudah
mencapai tujuan dengan baik dan sesuai harapan.
Hasil kegiatan field work pada masyarakat sekolah yaitu tercapainya
segala aspek target yang telah direncanakan. Para kader PMR dapat menerima
materi CPR manajemen yang telah diberikan oleh pemateri mahasiswa pada sesi
pertama. Terlaksananya home learning
system dengan memberikan bahan materi pembelajaran kader yang berupa
booklet dan video CPR manajemen.
Keberhasilan para kader dalam mempresentasikan materi CPR manajemen serta
pengaplikasian simulasi CPR manajemen pada saat sosialisasi ke seluruh peserta
simulasi. Jumlah target peserta simulasi yang hadir sebanyak 66% dari jumlah
keseluruhan anggota PMR. Para peserta simulasi juga dapat menerima dan
menguasai materi CPR manajemen yang telah diberikan oleh para kader, hal ini
terlihat pada saat feedback pertanyaan
kepada peserta yang mampu mengulangi kembali atau menyampaikan materi yang
sudah diberikan.
Pengabdian Masyarakat
Pelatihan terapi gangguan kualitas tidur pada lansia berbasis terapi relaksasi otot progresif
Kegiatan
yang dilakukan adalah peningkatan kualitas tidur lansia melalui pelatihan dan penyuluhan tentang tips
tidur sehat dan terapi relaksasi otot progresif di posyandu Kenanga, Desa Darungan
Kecamatan Pare,Kabupaten Kediri.
Pelaksanaan kegiatan tidak
berdiri sendiri dalam satu acara, namun mengikuti dan bergabung dengan kegiatan
rutin program posyandu yang terbagi dalam dua sesi yaitu: Sesi Pertama: Pelatihan dan
penyuluhan kepada kader posyandu yang hadir di posyandu Kenanga oleh mahasiswa dan pihak institusi
pendidikan. Pada sesi pertama semua kegiatan berjalan sesuai dengan rencana
yang disusun. Dengan kesediaan kader untuk menindaklanjuti kegiatan penyuluhan
tentang tips tidur sehat dan terapi relaksasi otot progresif kepada masyarakat pada kegiatan posyandu
lansia pada hari
berikutnya dan kegiatan lain yang memungkinkan untuk memberikan penyuluhan. Sesi Kedua: Penyuluhan oleh
kader kepada tokoh masyarakat dan masyarakat dengan bimbingan dari mahasiswa
dan institusi yang terkait (Stikes Karya Husada Kediri).
Pengabdian Masyarakat
Pemberdayaan Kader Dalam Implementasi Senam Ergonomis Pada Lansia Dengan Hipertensi.
Senam ergonomis merupakan senam yang dilakukan dengan
gerakan-gerakan sederhana yang sering dilakukan dan ditemui pada kehidupan
sehari-hari karena dari gerakan-gerakan ini diadaptasi dari beberapa gerakan
pada sholat, sehingga para lansia sudah banyak mengenal dan mampu melakukannya.
Walaupun pada sesi pertama senam ergonomis ini banyak lansia yang mengeluh
nyeri karena beberapa gerakan, namun dari hasil observasi sebelum dan setelah
dilakukan senam Ergonomis ini didapat banyak perbedaan yang dirasakan oleh para
lansia yang mengikuti senam, seperti badan terasa lebih segar, pola nafas lebih
teratur, dan rasa pegal-pegal pada tubuh berkurang. Sehingga senam ergonomis
benar-benar memberikan manfaat yang positif bagi para lansia.
Evaluasi proses dapat
dilakukan dengan melakukan pengumpulan data awal tentang materi senam ergonomis
kemudian mempelajari tujuan materi senam ergonomis dan mempelajari
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Pada tahap pertama
pelatihan kader yang datang berjumlah 4orang, saat penyampaian materi 70% kader
dapat menerima materi yang di sampaikan dan dapat mempratekan. Pada tahap kedua
pelatihan, masyarakat lansia yang datang berjumlah 40orang, saat diberikan
pelatihan tentang senam ergonomis 50% masyarakat lansia dapat menirukan senam
ergonomis yang dipandu oleh para kader.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar